keberadaan tanah air kita tidak dapat dilepaskan dari rangkaian peristiwa alam yang sudah terjadi sejak zaman dahulu kala. Jadi, dinamika sejarah yang telah bermula sejak manusia ada, jika dirunut hingga sekarang, kita akanmenemukan betapa kesinambungan sejarah tidak mudah terputus, betapapun segala macam perubahan telah terjadi. Coba kamu renungkan, apakah yang terjadi ketika tawuran anak-anak sekolahberlangsung? Bukankah sering kali mereka saling melempar batu?vBatu pula senjata yang paling awal digunakan umat manusia dalam mempertahankan hidupnya. Jadi anak sekolah di zaman moderen ini—zaman yang bahkan dikatakan “era globalisasi”, ketika tiada lagi batas-batas yang menghambat hubungan kebudayaan—ternyata masih mempraktikkan tradisi manusia purba pada masa praaksara.Untuk mengetahui apa, siapa, dan bagaimana kehidupan manusia zaman praaksara kamu dapat mempelajari bacaan di bawah ini.Manusia purba tidak mengenal tulisan dalam kebudayaannya.
Periode
kehidupan ini dikenal dengan zaman praaksara. Masa praaksara berlangsung sangat
lama jauh melebihi periode kehidupan manusia yang sudah mengenal tulisan. Oleh
karena itu, untuk dapat memahami perkembangan kehidupan manusia pada zaman praaksara
kita perlu mengenali tahapan-tahapannya.Sebelum mengenali tahapan-tahapan atau
pembabakan perkembangan kehidupan dan kebudayaan zaman praaksara, perlu kamu
ketahui lebih dalam apa yang dimaksud zaman praaksara. Praaksara adalah istilah
baru untuk menggantikan istilah prasejarah. Penggunaan istilah prasejarah untuk
menggambarkan perkembangan kehidupan dan budaya manusia saat belum mengenal tulisan
adalah kurang tepat. Pra berarti sebelum dan sejarah adalah sejarah sehingga
prasejarah berarti sebelum ada sejarah. Sebelum ada sejarah berarti sebelum ada
aktivitas kehidupan manusia. Dalam kenyataannya sekalipun belum mengenal
tulisan, makhluk yang dinamakan manusia sudah memiliki sejarah dan sudah
menghasilkan kebudayaan. Oleh karena itu, para ahli mempopulerkan istilah praaksara
untuk menggantikan istilah prasejarah.Praaksara berasal dari dua kata, yakni
pra yang berarti sebelum dan aksara yang
berarti tulisan. Dengan demikian zaman praaksara adalah masa kehidupan manusia
sebelum mengenal tulisan. Ada istilah yang mirip dengan istilah praaksara,
yakni istilah nirleka. Nir berarti tanpa dan leka berarti tulisan. Karena belum
ada tulisan maka untuk mengetahui sejarah dan hasil-hasil kebudayaan manusia adalah
dengan melihat beberapa sisa peninggalan yang dapat kita temukan. Kapan waktu
dimulainya zaman praaksara? Kapan zaman praaksara itu berakhir? Zaman praaksara
dimulai sudah tentu sejak manusia ada, itulah titik dimulainya masa praaksara.
Zaman praaksara berakhir setelah manusianya mulai mengenal tulisan. Pertanyaan yang
sulit untuk dijawab adalah kapan tepatnya manusia itu mulai ada di bumi ini
sebagai pertanda dimulainya zaman praaksara.
Sampai
sekarang para ahli belum dapat secara pasti menunjuk waktu kapan mulai ada
manusia di muka bumi ini. Tetapi yang jelas untuk menjawab pertanyaan itu kamu
perlu memahami kronologi perjalanan kehidupan di permukaan bumi yang rentang
waktunya sangat panjang. Bumi yang kita huni sekarang diperkirakan mulai terjadi
sekitar 2.500 juta tahun yang lalu. Bagaimana kalau kita ingin melakukan kajian
tentang kehidupan zaman praaksara? Untuk menyelidiki zaman praaksara, para sejarawan
harus menggunakan metode penelitian ilmu arkeologi dan sedikit banyak juga pada
ilmu alam seperti geologi dan biologi. Ilmu arkeologi adalah bidang ilmu yang
mengkaji bukti-bukti atau jejak tinggalan fisik, seperti lempeng artefak, monumen,
candi dan sebagainya. Berikutnya menggunakan ilmu geologi dan percabangannya,
terutama yang berkenaan dengan pengkajian usia lapisan bumi dan biologi
berkenaan dengan kajian tentang ragam hayati (biodiversitas) makhluk
hidup.Mengingat jauhnya jarak waktu masa praaksara dengan kita sekarang, maka
tidak jarang orang mempersoalkan apa perlunya kita belajar tentang zaman
praaksara yang sudah lama ditinggalkan oleh manusia modern. Tetapi pandangan
seperti ini sungguh menyesatkan, sebab tentu ada hubungannya dengan kekinian
kita. Beberapa di antaranya akan dikemukakan berikut ini. Data etnografi yang
menggambarkan kehidupan masyarakat praaksara ternyata masih berlangsung sampai
sekarang. Entah itu pola hunian, pola pertanian subsistensi, teknologi
tradisional dan konsepsi kepercayaan tentang hubungan harmoni antara manusia dan
alam, bahkan kebiasaan memelihara hewan seperti anjing dan kucing di lingkungan
manusia modern perkotaan. Demikian pula kebiasaan bertani merambah hutan dengan
motede ‘tebang lalu bakar’ (slash and burn) untuk memenuhi kebutuhan secukupnya
masih ada hingga kini. Namun, kebiasaan merambah hutan dan hidup berpindah-pindah
pada masa lampau tidak menimbulkan malapetaka asap yang mengganggu penerbangan
domestik. Selain itu, juga mengganggu bandara negara tetangga Singapura dan Malaysia
seperti yang sering terjadi akhir-akhir ini. Teknologi manusia modernlah yang
mampu melakukan perambahan hutan secara besar-besaran, entah itu untuk
perkebunan atau pertambangan, dan permukiman real estate sehingga menimbulkan
malapetaka kabut asap dan kerusakan lingkungan.
Arti
penting dari pembelajaran tentang sejarah kehidupan zaman praaksara
pertama-tama adalah kesadaran akan asal-usul manusia. Tumbuhan memiliki akar.
Semakin tinggi tumbuhan itu, semakin dalam pula akarnya menghunjam ke bumi
hingga tidak mudah tumbang dari terpaan angin badai atau bencana alam lainnya.
Demikian pula halnya dengan manusia. Semakin berbudaya seseorang atau kelompok
masyarakat, semakin dalam pula kesadaran kolektifnya tentang asal usul dan
penghargaan terhadap tradisi. Jika tidak demikian, manusia yang melupakan
budaya bangsanya akan mudah terombang ambing oleh terpaan budaya asing yang lebih
kuat, sehingga dengan sendirinya kehilangan identitas diri.Jadi bangsa yang
gampang meninggalkan tradisi nenek moyangnya akan mudah didikte oleh budaya
dominan dari luar yang bukan miliknya. Kita bisa belajar banyak dari
keberhasilan dan capaian prestasi terbaik dari pendahulu kita. Sebaliknya kita
juga belajar dari kegagalan mereka yang telah menimbulkan malapetaka bagi
dirinya atau bagi banyak orang. Untuk memetik pelajaran dari uraian ini, dapat
kita katakan bahwa nilai terpenting dalam pembelajaran sejarah tentang zaman
praaksara, dan sesudahnya ada dua yaitu sebagai inspirasi untuk pengembangan
nalar kehidupan dan sebagai peringatan. Selebihnya kecerdasan dan
pikiran-pikiran kritislah yang akan menerangi kehidupan masa kini dan masa
depan. Sekarang muncul pertanyaan, sejak kapan zaman praaksara berakhir? Sudah
barang tentu zaman praaksara itu berakhir setelah kehidupan manusia mulai
mengenal tulisan. Terkait dengan masa berakhirnya zaman praaksara masing-masing
tempat akan berbeda. Penduduk di Kepulauan Indonesia baru memasuki masa aksara sekitar
abad ke-4 dan ke-5 M. Hal ini jauh lebih terlambat bila dibandingkan di tempat
lain misalnya Mesir dan Mesopotamia yang sudah mengenal tulisan sejak sekitar
tahun 3000 S.M. Fakta-fakta masa aksara di Kepulauan Indonesia dihubungkan
dengan temuan prasasti peninggalan kerajaan tua seperti Kerajaan Kutai di Muara
Kaman, Kalimantan Timur.
Komentar
Posting Komentar