Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label XI

CONTOH SOAL PTS GANJIL KELAS XI KURIKULUM 2013

 1. Sebelum adanya kolonialisme, aktivitas perdagangan antar bangsa sudah berjalan. Jalur yang                     terkenal yang menghubungkan berbagai bangsa adalah .. A. Jalur emas B. Jalur sutera C. Jalur rempah D. Jalur laut E. Jalur giok 2. Kota yang bertahan menjadi pusat perdagangan yang ramai sampai abad ke XV adalah.. A. Byzantium B. Konstantinopel C. Samarkand D. Alexandria E. Changan 3. Bangsa yang mempelopori perkembangan teknologi maritim sejak abad XV adalah... A. Portugis C. Inggris D. Belanda E. Arab B. Spanyol 4. Salah satu motivasi pelayaran bangsa Eropa adalah adanya semangat 3G. Di bawah ini yang bukan           termasuk semangat 3G adalah.. A. Gold B. Glory C. Gospel D. Glory E. Gotham 5. Pada mulanya tujuan awal kedatangan bangsa eropa bukanlah melakukan  penjajahan  melainkan .. A. Bertani B. Berkebun C. Berdagang D. Berkuasa E. Berlayar 6. Sebelum melakukan pelayaran bangsa Eropa berkuasa di wilayah K

Soal Sejarah Indonesia Kelas XI (Perlawanan Rakyat Melawan Kolonialisme Belanda)

1. Kebijakan kolonial Portugis yang memicu perlawanan lokal adalah a. Monopoli pergadangan dan rempah-rempah b. Ekpasnsi wilayah demi untuk meraih hak monopoli terbesar c. Adanya praktik diskriminasi terhadap penduduk pribumi d. Campur tangan terhadap masalah internal kerajaan e. Sikap angkuh yang diperlihatkan oleh portugis 2. Sebagai persiapan melawan portugis, Aceh melakukan langkah-langkah antara lain pada tahun 1567 mendatangkan bantuan persenjataan, sejumlah tentara dan beberapa ahli yang berasal dari a. Mesir b. Jepara c. Demak d. Turki e. batavia 3. di bawah ii adalah daerah di mana Aceh melakukan serangan terhadap Portugis setelah menapatkan bantuan dari Kontantin a. Malaka b. Pidie c. Pasai d. Merak e. Aceh Darusalam 4. Peortugis sempat kewalahan pada tahun 1629 dalam menghadapi Aceh saat melancarkan serangannya ke Malaka, serangan ini dimpimpin oleh a. Sultan Ali Mughayat syah b. Sultan Mahmud Syah c. Sultan Iskadar Muda d. Sultan Alaudin Riayat Syah e. Panglima Polim 5. Rak

Perang Aceh

 7. Perang Aceh           Aceh memiliki kedudukan yang strategis. Aceh menjadi pusat perdagangan. Daerahnya luas dan memiliki hasil penting seperti lada, hasil tambang, serta hasil hutan. Karena itu dalam rangka mewujudkan Pax Neerlandica, Belanda sangat berambisi untuk menguasai Aceh. Kita tahu sejak masa VOC, orangorang Belanda itu ingin menguasai perdagangan di Aceh, begitu juga zaman pemerintahan Hindia Belanda. Tetapi di sisi lain orang-orang Aceh dan para sultan yang pernah berkuasa tetap ingin mempertahankan kedaulatan Aceh. Semangat dan tindakan sultan beserta Rakyatnya yang demikian itu memang secararesmi didukung dan dibenarkan oleh adanya Traktat London tanggal 17 Maret 1824. Traktat London itu adalah hasil kesepakatan antara Inggris dan Belanda yang isinya antara lain bahwa Belanda setelah mendapatkan kembali tanah jajahannya di Kepulauan Nusantara, tidak dibenarkan mengganggu kedaulatan Aceh. Dengan isi Traktat London itu secara resmi menjadi kendala bagi Belanda untukmeng

Perang Sisingamangaraja XII

  6. Perang Sisingamangaraja XII      Perang Tapanuli terjadi karena kebijakan Belanda di Nusantara, dan berlaku juga di Tapanuli, membuat rakyat mengalami penderitaan yang hebat. Banyak para petani yang kehilangan tanah dan pekerjaannya karena diberlakukannya politik liberal yang membebaskan kepada para pengusaha Eropa untuk dapat menyewa tanah penduduk pribumi. Dan dalam pelaksanaanya banyak penduduk pribumi yang dipaksakan untuk menyewakan tanahnya dengan harga murah. Untuk itu Sisingamangaraja mengadakan perlawanan terhadap Belanda. Berikut beberapa alasan Sisingamangaraja XII mengadakan perlawanan terhadap Belanda: a. Pengaruh Sisingamangaraja semakin kecil. c. Belanda memperluas kekuasaannya dalam rangka Pax Netherlandica. Sedangkan penyebab khusus perlawanan adalah kemarahan sisingamangaraja atas penempatan pasukan Belanda di Tarutung. Sampai abad ke-18, hampir seluruh Sumatera sudah dikuasai Belanda kecuali Aceh dan tanah Batak yang masih berada dalam situasi merdeka dan damai

Perang Bali (Puputan)

 5. Perang Bali           Perang Bali dilakukan untuk mengusir Belanda dari daerahnya dikenal dengan Perang Puputan. Perang puputan ditandai dengan pengorbanan yang luar biasa dari seluruh rakyat yang cinta daerahnya, baik pengorbanan nyawa maupun materi. Perang Puputan dilakukan olah rakyat Bali demi mempertahankan daerah mereka dari pendudukan pemerintah kolonial Belanda. Rakyat Bali tidak ingin Kerajaan Klungkung yang telah berdiri sejak abad ke-9 dan telah mengadakan perjanjian dengan Belanda tahun 1841 di bawah pemerintahan Raja Dewa Agung Putra diduduki oleh Belanda. Sikap pantang menyerah rakyat Bali dijadikan alasan oleh pemerintah Belanda untuk menyerang Bali.Tokoh perang Bali adalah raja kerajaan buleleng I Gusti Made Karangasem dan patihnya I Gusti Ketut Jelantik sebagai pimpinan rakyat Buleleng. Pada abad ke-19, di Bali terdapat banyak kerajaan, yang masing-masing mempunyai kekuasaan tersendiri. Kerajaan-kerajaan tersebut antara lain Buleleng, Karangasem, Klungkung, Gianyar

Perang Banjar

4. Perang Banjar           Perang Banjar diawali dari perebutan takhta yang terjadi di dalam keluarga Kesultanan Banjar. Sultan Adam yang meninggal pada 1857 mewariskan takhta kepada Pangeran Hidayat. Namun, Belanda di bawah Gubernur Jenderal Rochussen ikut campur menentukan pewaris takhta tersebut. Sultan Adam cenderung untuk memilih Pangeran Hidayatullah. Alasannya memiliki perangai yang baik, taat beragama, luas pengetahuan, dan disukai rakyat. Sebaliknya Pangeran Tamjid kelakuannya kurang terpuji, kurang taat beragama dan bergaya hidup kebarat-baratan meniru orang Belanda. Pangeran Tamjid inilah yang dekat dengan Belanda dan dijagokan oleh Belanda. Belanda menekan Sultan Adam dan mengancam supaya mengangkat Pangeran Tamjid. Belanda menginginkan Pangeran Tamjid Ullah menjadi sultan karena Belanda mengharapkan izinnya untuk menguasai daerah pertambangan batu bara yang berada di wilayah kekuasaan Pangeran Tamjid Ullah. Belanda kemudian mengangkat Pangeran Tamjid Ullah sebagai sultan d

Perang Diponegoro

3. Perang Diponegoro           Perang Diponegoro atau bisa disebut juga Perang Jawa merupakan perang besar yang pernah terjadi di Nusantara antara penjajah Belanda dan pasukan yang dipimpin oleh Pangeran Diponegoro. Belanda menyebut perang ini sebagai Perang Jawa karena terjadi di Tanah Jawa, khususnya Yogyakarta. Sedangkan, di Indonesia kita lebih akrab dengan sebutan Perang Diponegoro, karena Diponegoro merupakan tokoh sentral dalam perang ini. Perang Diponegoro yang terjadi selama lima tahun telah menelan korban tewas di pihak tentara Belanda sebanyak orang (8.000 orang tentara Eropa dan orang pribumi), sedangkan di pihak Diponegoro sedikitnya orang tewas. Selain melawan Belanda, perang ini juga merupakan perang (sesama) saudara antara orang-orang keraton yang berpihak pada Diponegoro dan yang anti- Diponegoro (antek Belanda). Perang Diponegoro berawal dari kekecewaan Pangeran Diponegoro atas campur tangan Belanda terhadap istana dan tanah tumpah darahnya. Kekecewaan itu memuncak ke

Perang Paderi

  2. Perang Padri Dilatarbelakangi oleh perselisihan antara kaum adat dan kaum Padri di Minangkabau. Kaum Padri sendiri merupakan sekolompok ulama yang baru kembali dari Timur Tengah dan kembali untuk memurnikan ajaran Islam di daerah Minangkabau. Peran ini didasari oleh konflik antara kaum adat dan kaum padri mengenai masalah penerapan syariat di Tanah Minang. Kaum Padri berusaha untuk menghilangkan unsur adat karena tidak sesuai dengan ajaran Islam, Unsur Adat tersebut antara lain kebiasaan seperti perjudian, penyabungan ayam, penggunaan madat, minuman keras, tembakau, sirih, dan juga aspek hukum adat matriarkat mengenai warisan, serta longgarnya pelaksanaan kewajiban ritual formal agama Islam. Kaum Padri ini sendiri yang melakukan hal tersebut merupakan suatu aliran dalam Islam. Kaum Padri sendiri beraliran Islam Wahabi (Fundamentalis). Terjadilah bentrokan- bentrokan antara keduanya. Karena terdesak, kaum adat minta bantuan kepada Belanda. Belanda bersedia membantu kaum adat deng

Perang Maluku

  2. Perlawanan Bangsa Indonesia terhadap Penjajahan Belanda 1.   Perang Maluku Sejak Belanda berkuasa di Maluku rakyat menjadi sengsara, sehingga rakyat semakin benci, dendam kepada Belanda. Secara umum penyebab terjadinya perlawanan rakyat Maluku ini adalah karena adanya beberapa prahara seperti penduduk wajib kerja paksa untuk kepentingan Belanda misalnya di perkebunan-perkebunan dan membuat garam, penyerahan wajib berupa ikan asin, dendeng dan kopi, banyak guru dan pegawai pemerintah diberhentikan dan sekolah hanya dibuka di kota-kota besar saja, jumlah pendeta dikurangi sehingga kegaitan menjalankan ibadah menjadi terhalang. Secara khusus yang menyebabkan kemarahan rakyat adalah penolakan Residen Van den Berg terhadap tuntutan rakyat untuk membayar harga perahu yang dipisah sesuai dengan harga sebenarnya.  Dipimpin oleh Thomas Matulessi yang nantinya terkenal dengan nama Kapten Pattimura, rakyat Maluku melakukan perlawanan pada tahun Pattimura dibantu oleh Anthony Ribok, Phili