Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Kerajaan Hindu-Budha

Kerajaan Buleleng

               Menurut   berita   Cina   di sebelah   timur   Kerajaan   Kaling ada daerah   Po-li atau   Dwa-pa-tan   yang dapat   disamakan   dengan Bali. Adat istiadat   di Dwa-pa-tan   sama   dengan kebiasaan   orang-orang Kaling. Misalnya, penduduk biasa   menulisi daun   lontar.   Bila ada orang   meninggal,    mayatnya   dihiasi dengan emas   dan   ke   dalam mulutnya dimasukkan   sepotong emas, serta diberi bau-bauan yang harum.   Kemudian mayat itu dibakar. Hal itu menandakan Bali telah berkembang.  Dalam  sejarah  Bali, nama  Buleleng  mulai  terkenal   setelah periode  kekuasaan Majapahit. Pada waktu  di Jawa  berkembang kerajaan-kerajaan Islam, di Bali juga berkembang sejumlah kerajaan. Misalnya Kerajaan Gelgel, Klungkung,  dan Buleleng yang didirikan oleh  I Gusti Ngurak  Panji Sakti, dan  selanjutnya  muncul  kerajaan yang  lain.  Nama  Kerajaan  Buleleng semakin  terkenal,  terutama setelah  zaman  penjajahan Belanda di Bali. Pada waktu  itu pernah terjadi perang  rakyat

Kerajaan Majapahit

Setelah   Singhasari jatuh,   berdirilah kerajaan   Majapahit   yang berpusat di Jawa Timur, abad   ke-14 - ke-15 M. Berdirinya kerajaan ini sebenarnya sudah direncanakan oleh Kertarajasa Jayawarddhana (Raden Wijaya). Ia mempunyai tugas untuk melanjutkan   kemegahan Singhasari   yang   saat   itu   sudah   hampir   runtuh.   Saat   itu   dengan dibantu   oleh   Arya   Wiraraja   seorang   penguasa   Madura,   Raden Wijaya   membuka   hutan   di   wilayah   yang   disebut   dalam   kitab Pararaton   sebagai hutannya orang Trik. Desa itu dinamai Majapahit, yang namanya   diambil dari buah   maja, dan rasa “pahit” dari buah tersebut. Ketika   pasukan    Mongol   tiba,   Raden   Wijaya bersekutu dengan pasukan   Mongol untuk   bertempur melawan   Jayakatwang. Setelah berhasil menjatuhkan Jayakatwang, Raden Wijaya berbalik menyerang pasukan   Mongol   sehingga   memaksa   mereka   menarik pulang kembali pasukannya. Pada masa pemerintahannya Raden Wijaya mengalami pemberontakan   yang   di

Kerajaan Singasari

A .   Ken Arok (1222 – 1227 M) Setelah   berakhirnya   Kerajaan   Kediri,   kemudian   berkembang Kerajaan    Singhasari.    Pusat   Kerajaan    Singhasari    kira-kira    terletak di   dekat   kota   Malang,   Jawa Timur.   Kerajaan   ini didirikan   oleh   Ken Arok. Ken Arok berhasil   tampil   sebagai   raja,   walaupun   ia   berasal dari   kalangan   rakyat   biasa.   Menurut    kitab   Pararaton,   Ken   Arok adalah   anak   seorang   petani   dari   Desa Pangkur, di sebelah timur Gunung   Kawi, daerah   Malang. Ibunya bernama Ken Endok. Diceritakan,    bahwa     pada     waktu     masih bayi, Ken Arok diletakkan oleh ibunya di sebuah makam.   Bayi ini kemudian ditemu oleh seorang pencuri, bernama Lembong. Akibat dari didikan dan lingkungan keluarga pencuri, maka Ken Arok pun menjadi seorang penjahat yang sering menjadi buronan pemerintah Kerajaan Kediri. Suatu ketika Ken Arok berjumpa dengan pendeta Lohgawe. Ken Arok mengatakan ingin menjadi orang   baik- baik. Kemudian den

Kerajaan Kediri

Kehidupan politik pada bagian awal di Kerajaan Kediri ditandai dengan perang    saudara    antara    Samarawijaya   yang   berkuasa    di Panjalu   dan   Panji Garasakan   yang   berkuasa   di Jenggala.   Mereka tidak dapat   hidup berdampingan. Pada tahun   1052 M terjadi peperangan perebutan kekuasaan di antara kedua belah pihak. Pada tahap   pertama Panji Garasakan   dapat   mengalahkan Samarawijaya, sehingga Panji Garasakan berkuasa. Di Jenggala kemudian berkuasa raja-raja pengganti Panji Garasakan. Tahun 1059 M yang memerintah adalah   Samarotsaha. Akan tetapi   setelah   itu tidak terdengar berita mengenal Kerajaan Panjalu dan Jenggala. Baru pada tahun   1104 M tampil   Kerajaan   Panjalu sebagai   rajanya Jayawangsa. Kerajaan   ini lebih dikenal dengan nama   Kerajaan Kediri dengan ibu kotanya   di Daha. Tahun 1117 M Bameswara tampil sebagai Raja Kediri Prasasti yang ditemukan, antara   lain Prasasti Padlegan   (1117 M) dan Panumbangan (1120   M). Isinya yang   penting   tentang

Kerajaan Mataram Kuno

  Pada pertengahan abad   ke-8 di Jawa bagian   tengah berdiri sebuah kerajaan baru. Kerajaan itu kita kenal dengan nama Kerajaan Mataram   Kuno. Mengenai   letak dan pusat Kerajaan Mataram   Kuno tepatnya belum   dapat   dipastikan.   Ada   yang   menyebutkan pusat kerajaan   di Medang   dan   terletak   di Poh Pitu. Sementara itu letak Poh Pitu sampai   sekarang   belum jelas. Keberadaan lokasi kerajaan itu dapat   diterangkan berada di sekeliling pegunungan, dan sungai- sungai.    Di   sebelah    utara    terdapat   Gunung    Merapi,    Merbabu, Sumbing,    dan    Sindoro;   di   sebelah    barat    terdapat   Pegunungan Serayu; di sebelah   timur terdapat Gunung   Lawu, serta   di sebelah selatan   berdekatan dengan Laut Selatan   dan   Pegunungan   Seribu. Sungai-sungai   yang ada,   misalnya Sungai Bogowonto, Elo, Progo, Opak, dan Bengawan   Solo. Letak Poh Pitu mungkin di antara   Kedu sampai sekitar Prambanan. Untuk mengetahui perkembangan Kerajaan   Mataram   Kuno dapat    d