Skip to main content

Mengoptimalkan Budaya Literasi bagi siswa-siswi di Masa Pandemi

 

Minat masyarakat Indonesia terhadap dunia literasi bisa dikatakan cukup buruk, terbukti dengan perolehan data dari survei Kemendikbud yang merilis data PISA (The Programme for International Student Assessment) yang merupakan sistem ujian diinisasi oleh Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD) pada 2016, bahwa angka literasi Indonesia dalam posisi yang mengkhawatirkan. Dengan menduduki peringkat 64 dari 65 Negara, juga dalam penelitian yang sama, pada bidang membaca, Indonesia menempatkan peringkat 57.

Kemudian ada pula data dari hasil penelitian Perpusnas (Perpustakaan Nasional Republik Indonesia) tahun 2017 mengenai rendahnya budaya literasi di Indonesia dengan angka 36,48 persen data yang tersaji. Kesimpulan itu antara lain disumbangkan oleh rendahnya  rata-rata frekuensi membaca masyarakat Indonesia yang hanya  tiga sampai empat kali per minggu. Interval waktu membaca hanya 30-59 menit dengan jumlah konsumsi buku yang ditamatkan sebanyak lima hingga sembilan buku saja per tahun.

Berangkat dari data tersebut, jelas dapat disimpulkan bahwa kegemaran akan dunia literasi di Indonesia sangat rendah. Masyarakat Indonesia kurang memiliki daya tarik terhadap dunia literasi. Padahal literasi erat kaitannya dengan dunia pendidikan, yang merupakan poin vital dalam merawat kesehatan intelektual generasi penerus bangsa. Oleh sebab itu, perlu dibangun kesadaran pada masing-masing individu untuk dapat produktif pada bidang baca dan tulis.

Demikian halnya disekolah sebagai wadah untuk mencari ilmu dan pengetahuan para siswa siswi, semangat literasi perlu dioptimalkan kembali dimasa Pandemi yang datang tanpa basa-basi saat ini. Bisa kita bayangkan berapa ribu murid selama pandemi ini yang lebih asyik scrol-scrol status atau melihat postingan-postingan Unfaedah dikolom sosial media mereka daripada harus membaca buku atau artikel yang lebih berfaedah. Maka dari itu saya sebagai Calon Guru Penggerak lebih memilih menegakan program One Day,One Chapter kepada murid-murid saya disekolah sebagai upaya mengganti beban tugas yang bagi sebagian murid sangat membosankan. Program One Day, One Chapter sendiri hanya berlangsung selama 30-50  menit dalam sehari. Harapan saya dengan adanya  program tersebut bisa menumbuhkan minat baca para siswa-siswi bergairah ditengah pandemi yang semakin merajalela.

Tentunya tidak mudah mewujudkan program tersebut sendirian, perlu adanya dukungan dan kolaborasi oleh pemangku kepentingan yakni Kepala Sekolah, Teman sejawat sesama guru, tenaga pendidik, serta orang tua dari siswa-siswi itu sendiri. Karena tanpa adanya dukungan dari mereka semua,mustahil program One day One Chapter dapat terlaksana dengan baik dan berjalan lancar.

 

Comments

Popular posts from this blog

7 kelompok aset – sumber daya yang dimiliki oleh sekolah

  1. . Aset Sumber Daya Manusia Aset Sumber Daya Manusia adalah sesuatu yang dimiliki dari manusia, misalnya daya pikir, ide, pendapat, dan tenaga yang bisa melakukan berbagai usaha guna memenuhi kebutuhan hidupnya dalam bentuk apapun. Didalam ruang lingkup sekolah SDM pun harus bisa dilakukan sebaik mungkin. Terlebih orang-orang yang berada dalam bidang pendidikan harus memiliki kompeten dan integritas yang tinggi dalam bidangnya. Seperti halnya yang ada disekolah kami, bagaimana seorang Guru Sejarah bisa merangkap menjadi Konten Creator, ataupun guru TIK bisa menjadi seorang ahli musik. Hal-hal yang demikian tentunya bisa membuat sekolah itu sendiri mendapatkan SDM yang luar biasa dan merupakan aset berharga  yang dimiliki sekolah tersebut 2. Aset Sumber Daya Alam Aset Sumber Daya Alam adalah  segala sesuatu yang berasal dari alam yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Sumber daya alam menjadi aset sekolah ketika aset yang dimiliki tersebut dapat dikelola

LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi (PPG Daljab 2022)

Pada kegiatan ini, Saudara akan memperoleh bimbingan/arahan dari dosen/guru pamong terkait pelaksanaan eksplorasi alternatif solusi sebagai bahan untuk menyusun dan mempersiapkan bahan presentasi yang nanti akan dituangkan dalam   LK  Hasil Riset Sederhana .   Serangkaian kegiatan eksplorasi alternatif solusi yang akan Saudara lakukan meliputi: Mengelompokkan eksplorasi alternatif solusi sebagai bahan untuk  m enyusun  dan mempersiapkan bahan presentasi  Melakukan kajian literatur untuk mengeksplor alternatif solusi sebagai bahan untuk menyusun dan mempersiapkan bahan presentasi LK alternatif solusi. Melakukan wawancara terkait alternatif solusi dengan  guru/k epala  s ekolah / pengawas sekolah /rekan sejawat di sekolah , pakar yang ditentukan secara mandiri  untuk mengeksplor alternatif solusi sebagai bahan untuk menyusun dan mempersiapkan bahan presentasi LK alternatif solusi. dibawah ini adalah contoh LK 2.1 E ksplorasi Alternatif Solusi  

Pengembangan Perangkat Pembelajaran (PPG DalJab Tahun 2022)

Mata kuliah Pengembangan Perangkat Pembelajaran (Desain Pembelajaran Inovatif) memiliki beban belajar 3 (tiga) sks. Kegiatan pembelajaran matakuliah ini terdiri atas empat langkah: (1) Eksplorasi alternatif solusi (2) Penentuan solusi (3) Pembuatan rencana aksi (4) Pembuatan rencana evaluasi. Kegiatan eksplorasi alternatif solusi dilakukan dengan cara mengeksplorasi sejumlah alternatif solusi untuk penyebab masalah yang sudah ditentukan, melakukan riset dengan melakukan kajian literatur, wawancara guru/kepala sekolah/pengawas sekolah/rekan sejawat di sekolah, wawancara pakar, dan lainnya yang relevan, dan melakukan analisis pros dan cons (kekuatan dan kelemahan) masing-masing alternatif solusi.Kegiatan penentuan solusi dilakukan dengan cara melakukan analisis solusi yang paling relevan dari alternatif solusi yang telah dieksplorasi. Pada analisis penentuan solusi tersebut mahasiswa berkonsultasi dengan dosen, instruktur, dan guru pamongnya. Selanjutnya mahasiswa mempresentasikan a