Langsung ke konten utama

Postingan

Masa Demokrasi Liberal di Indonesia

https://drive.google.com/file/d/1Y9LacprlKx2Wqy6_iRVt-pSUAwJLdYeo/view?usp=sharing  

Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan dari Ancaman Sekutu dan Belanda

A.  Strategi Perjuangan Mengahadapi Sekutu dan Belanda Secara umum ada 2 bentuk strategi perjuangan menghadapi ancaman Belanda dan sekutu. 1. Perjuangan bersenjata / Fisik  . Perjuangan ini terjadi setelah proklamasi kemerdekaan. Belanda dan sekutunya masih tidak menerima bahwa Indonesia telah merdeka. 2. Perjuangan melalui perundingan / diplomasi.  Perjuangan ini dilakukan dengan perundingan untuk menyelesaikan masalah. Upaya dengan melakukan perundingan dianggap lebih efektif karena tidak memakan banyak korban jiwa.      B. Kedatangan Sekutu Kedatangan sekutu ke Indonesia dikarenakan Sekutu menganggap bahwa Negara –Negara bekas jajahan Jepang merupakan tangung jawab Sekutu untuk melakukan pelucutan senjata. Kemudian pada tanggal 29 September 1945 tibalah pasukan Sekutu yang tergabung dalam  AFNEI ( Allied Forces Netherland East Indies /  pasukan sekutu yang bertugas di Indonesia untuk menerima kekuasaan dari Jepang )    di Tanjung Priok, Jakarta di bawah pimpinan Letjen

Masa Orde Baru di Indonesia

1. Pengertian    Orde Baru adalah sebutan untuk masa pemerintahan presiden Soeharto di Indonesia selama 32 tahun. Masa orde baru (ORBA)  dimulai sejak tahun 1966 menggantikan orde lama yang merujuk pada era pemerintahan presiden Soekarno. Dengan kata lain Orde Baru adalah suatu tatanan seluruh perikehidupan rakyat, bangsa dan negara yang diletakkan kembali kepada pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen. 2. Latar Belakang                Orde baru sendiri lahir sebagai upaya untuk mengoreksi total penyimpangan yang dilakukan pada masa Orde Lama. Di masa ini dimulai penataan kembali seluruh aspek kehidupan rakyat, bangsa, dan negara Indonesia, melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen, serta menyusun kembali kekuatan bangsa untuk menumbuhkan stabilitas nasional guna mempercepat proses pembangunan. ·          Aksi-aksi Tritura           Pada masa transisi ini terjadi pergolakan politik, militer hingga lingkup sosial masyarakat. Hal ini t

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

1. Peristiwa Menyerahnya Jepang Pada Sekutu Perang Dunia II yang terjadi sejak tahun 1939 telah menyebabkan kedua kelompok yakni Sekutu dan negara-negara fasis saling menyerang dengan menggunakan senjata pemusnah massal. Keinginan Amerika untuk segera menghancurkan kekuatan Jepang dilakukan dengan mengirimkan pesawat pembawa bom atom. Pengeboman dibagi menjadi dua fase : - 6 Agustus 1945, bom atom Pertama (Little Boy) diledakkan di kota Hirosihma. - 9 Agustus 1945 bom atom Kedua (Fat Man) diledakan di kota Nagasaki. Dampak dari bom atom tersebut, Jepang menyerah tanpa syarat pada sekutu 14 Agustus 1945 sekaligus menandai berakhirnya Perang Dunia ke II dan Indonesia berada dalam keadaan Vacuum Of Power alias Kekosongan Kekuasaan. Posisi Bung Karno dan Bung Hatta kala itu sedang berada di Dalat, Vietnam untuk memenuhi panggilan Jendral Terauchi selaku panglima tentara Jepang diseluruh kawasan Asia Tenggara. 2. Perbedaan Pendapat antara golongan Muda dan Golongan Tua Be

Guru dalam kondisi Terpasung

                                                  Kepada Yth. Mentri Pendidikan Kebudayaan Indonesia di Tempat. Perkenalkan saya : Drs. I Nyoman Yahya NIP 19620224 198304 1 004 Jabatan : Kepala Sekolah WA 087 861 390 653 Dengan penuh rasa hormat, sebagai seorang guru dan sekarang kepala sekolah dalam pangkat Pembina Utama Madya, IV/ D dengan masa kerja 36 tahun lebih, Dengan tiada maksud ataupun niat mendiskreditkan siapapun, tapi dengan penuh rasa beban, maka izinkan saya memberikan masukan tentang implementasi pengelolaan Proses Pendidikan dan proses belajar mengajar selama ini, Profesi Guru dirasa dalam kondisi terpasung dalam berbagai hal, sehingga perlu diperjuangkan terjadinya perubahan yang merdekakan tugas dan fungsi profesional guru dengan melakukan perubahan mendasar. Masukan ini kiranya dapat jadi pertimbangan realistis dalam melakukan pembenahan mendasar dalam pengembangan dan pengelolaan sistem pendidikan. Masukan ini murni kondisi faktual yang dihadapi