Percaya enggak sih untuk menghilangkan suatu bangsa pihak musuh enggak perlu melakukan serangan militer, tapi cukup menghilangkan masa lalunya, yakni sejarah bangsanya. Maka tak heran Bung Karno menyerukan “Jas Merah” atau “Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah”. Ngomongin sejarah Indonesia, tak akan lengkap bila tak mengulik bagaimana setelah Proklamasi, negara-negara lain mengakui Indonesia sebagai sebuah negara merdeka.
Pengakuan Kemerdekaan RI dari Berbagai Negara
Syarat Sah Berdirinya Negara:
a) memiliki wilayah yang berdaulat
b) terdapat rakyat yang mendiami wilayah
c) memiliki pemerintah dan pemerintahan
d) memiliki undang-undang
e) pengakuan kedaulatan atau kemerdekaan oleh negara lain baik secara de facto maupun de jure.
1. MESIR
Mesir merupakan negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia secara de facto pada tanggal 22 Maret 1946.Pengakuan Mesir terhadap kemerdekaan Indonesia juga tidak terlepas dari keberadaan organisasi Ikhwanul Muslimin yang dipimpin oleh Hasan Al-Banna dengan menjunjung Pan-Islamisme yang menentang belenggu kolonialisme Barat di negara-negara Islam. Gerakan Ikhwanul Muslimin berupaya menarik atensi pemerintah dan masyarakat Mesir untuk mendukung kemerdekaan Indonesia yang terealisasi melalui Liga Arab.
Melalui forum Liga Arab, Mesir berhasil meyakinkan Suriah, Qatar, Irak, dan Arab Saudi untuk mendukung kemerdekaan Indonesia dalam sidang majelis yang digelar pada tanggal 18 November 1946, yang menyebabkan Liga Arab memberikan pengakuan secara resmi terhadap kemerdekaan Indonesia.Dukungan pemerintah Mesir terhadap kemerdekaan Indonesia kembali diwujudkan dengan mengutus diplomatnya yang bernama Mohammad Abdul Mun’im berkunjung ke Indonesia pada 13-16 Maret 1947 untuk menyerahkan surat resmi yang berisi dukungan negara-negara Liga Arab terhadap kemerdekaan Indonesia kepada Presiden Soekarno.
Pada 10 April 1947 Presiden Soekarno mengutus beberapa diplomat seperti H. Agus Salim, A.R. Baswedan, Nadzir D. Pamoentjak, dan Rasjidi untuk mengemban misi kunjungan balasan ke Mesir.Kunjungan diplomatik Indonesia ke Mesir tersebut mendapat pertentangan dari Belanda. Akan tetapi, hubungan diplomatik antara Indonesia dan Mesir justru semakin terus terjalin melalui misi diplomatik lanjutan pada 26 April 1947. Diplomasi yang diwakili oleh Sutan Sjahrir dan H. Agus Salim tersebut berlangsung cukup intens dengan sejumlah pejabat tinggi Mesir. Salah satu keputusan penting dalam pertemuan tersebut adalah rencana pemerintah Mesir dan Liga Arab untuk memberikan pengakuan secara de jure terhadap kemerdekaan Indonesia.
2. INDIA
Upaya Diplomasi Beras
Untuk membuka blokade Belanda, pemerintah Indonesia yang pada saat itu di bawah pemerintahan Perdana Menteri Sutan Sjahrir berhasil memanfaatkan momentum yang tepat. India sebagai negara jajahan Inggris tengah terancam bencana kelaparan. Sementara, Indonesia pada tahun 1946 diperkirakan mengalami surplus beras sebanyak 200.000-500.000 ton. Sebagai imbalannya, pemerintah Indonesia meminta bantuan beras tersebut ditukar dengan tekstil dan obat-obatan. Upaya diplomasi yang dilakukan Sutan Sjahrir dengan India tersebut kemudian dikenal dengan istilah Diplomasi Beras. Beras-beras pun kemudian diangkut ke pelabuhan yang dikuasai Sekutu (Inggris). Sir Pandhit Jawaharlal Nehru sebagai tokoh pejuang kemerdekaan India, menyambut uluran tangan Sutan Sjahrir sehingga kapal-kapal India mulai datang ke Jawa untuk mengangkut beras tersebut. Pemberian bantuan beras ke India menjadi awal hubungan bilateral modern antara Indonesia dan India.
Respon positif India atas kemerdekaan Indonesia kembali ditunjukkan ketika Perdana Menteri Jawaharlal Nehru menggagas penyelenggaraan Konferensi Asia (Asia Conference) pada 20-23 Januari 1949. Konferensi yang dilaksanakan di Kota New Delhi tersebut dihadiri oleh 21 negara Asia yang sebagian besar masih dijajah oleh bangsa Barat.
Konferensi Asia menghasilkan 4 (empat) tuntutan yaitu:
a) mengembalikan pemerintahan Republik Indonesia ke Yogyakarta
b) membentuk pemeintahan ad interim di Indonesia agar memiliki kekuatan politik di dalam atau luar negeri paling lambat pada 15 Maret 1949
c) menarik seluruh militer Belanda dari wilayah Indonesia
d) Belanda harus menyerahkan kedaulatan kepada Republik Indonesia paling lambat pada 1 Januari 1950.
3. Australia
Aksi dukungan Australia terhadap Indonesia menguat ketika Waterside Workers Federation (WWF) bergabung dengan Australian Seamen’s Union in Sydney melakukan aksi mogok kerja dan memblokir pelabuhan tempat perusahaan Belanda beroperasi pada 24 September 1945. Peristiwa tersebut dikenal dengan sebutan Black Ban yang menyebabkan Belanda tidak dapat menirim logistik militernya ke Indonesia, setelah melancarkan aksi mogok kerja, Waterside Workers Federation (WWF) dan Australian Seamen’s Union in Sydney mengadakan rapat publik serta acara amal untuk membantu para pelaut Indonesia. Ketika terjadi Agresi Militer Belanda I, Australia menjadi salah satu negara yang mengancam Agresi Militer Belanda tersebut. Dengan cepat pemerintah Australia membawa kasus Agresi Militer Belanda I pada sidang Dewan Keamanan PBB. Australia mengajukan permintaan resmi kepaa PBB agar pertikaian antara RI-Belanda dibahas dalam Sidang Dewan Keamanan PBB. PBB pun memutuskan membentuk Komisi Tiga Negara (KTN) untuk mengawasi jalannya penghentian kontak senjata tersebut. Indonesia memilih Australia sebagai anggota komisi yang dibentuk oleh PBB tersebut yang diwakili oleh Richard Justice Kirby dan Thomas Critchley dalam perundingan Renville.
4. Lebanon
Lebanon merupakan salah satu negara awal yang mengakui eksistensi Republik Indonesia. Hubungan antara Indonesia dan Lebanon bermula dari diumumkannya pengakuan secara de jure atas kemerdekaan Indonesia pada 29 Juli 1947. Pengakuan tersebut disampaikan langsung oleh Presiden Lebanon, Bechara El-Khoury.
5. Syiria (Suriah)
Pada tahun 1947 perwakilai Suriah di PBB yang bernama Faris Al-Khouri mendorong Dewan Keamanan PBB mendiskusikan Agresi Militer Belanda I di Indonesia dan mengajak negara-negara lain untuk bersimpati terhadap perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia
6. Vatikan
Vatikan merupakan salah satu negara Eropa pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia. Vatikan memberikan pengakuan terhadap kemerdekaan Indonesia pada tanggal 6 Juli1947. Pengakuan Vatikan atas kedaulatan Indonesia ditandai dengan pembukuan kedutaan Vatikan bernama Apostolic Delegate di Jakarta. Melalui kedutaan tersebut, Vatikan menugaskan Geores Marie Joseph sebagai perwakilan resmi Takhta Suci Vatikan untuk Indonesia dengan masa kerja 1947-1955. Pengakuan Vatikan terhadap kemerdekaan Indonesia dipandang cukup penting karena negara ini memiliki pengaruh kuat di Benua Eropa dan Amerika. Vatikan merupakan entitas suci yang menjadi rujukan seluruh umat Katolik di dunia.
Komentar
Posting Komentar