Awalnya, situs Pugung Raharjo ditemukan pada tahun 1957 oleh penduduk setempat yang terdiri atas warga transmigran sewaktu penebangan hutan. Temuan awal tersebut adalah sebuah arca yang yang bercirikan masa klasik dan berlanggam Budhis. Beberapa kemudian tahun sejak ditemukan, tepatnya pada tahun 1968, dilakukanlah penelitian awal oleh Lembaga Purbakala yang dipimpin oleh Drs. Buchori. Pada tahun 1973, Lembaga Purbakala dan Peninggalan Nasional bekerjasama dengan Pennsylvania Museum University melakukan pencatatan dan pendokumentasian kepurbakalaan Pugungraharjo.
Hasilnya dituangkan dalam Laporan Penelitian Sumatera. Pada tahun 1980 dilakukan ekskavasi, yang menghasilkan kesimpulan bahwa kompleks megalitik Pugung Raharjo memiliki luas sekitar 25 hektare.
Di Taman Purbakala Pugung Raharjo terdapat punden berundak yang bentuknya seperti piramida di Mesir. Bukan cuma satu tetapi ada 13 piramida berukuran mini.
(Sumber :JejakPiknik.Com) |
Menhir ( Men : Batu, Hir : Panjang, foto : i.ytimg.com) |
(Benteng Tanah) |
Benteng Tanah adalah gundukan tanah yang berbentuk kepersegian memanjang terdiri dari benteng dan parit salah satu sisinya berupa anak sungai sekampung (way sekampung), anak sungai sekampung yang biasa disebut dengan Sungai Pugung ini dapat berfungsi sebagai benteng juga , dan juga ada jalan masuk sebagai penghubung benteng. Ukuran benteng (gundukan tanah) Tinggi : 2 M – 3,5 M. Pada bagian luar benteng terdapat parit yang cukup dalam dengan ukuran 3 M – 5 M . Maka dengan demikian jika ada masuh atau binatang buas yang akan masuk benteng akan sulit , dengan adanyan benteng tanah tersebut segi keamanan relatif terjamin. Dengan digantikannya salah satu sisi benteng dengan sungai Pugung sudah dapat diduga bahwa keadaan sungai pada masa tradisi megalitik sungainya sangat dalam dan deras, sehingga dapat mengantikan fungsi benteng. Fungsi dari benteng tanah sebagai tempat perlindungan/pertahanan dari gangguan binatang buas atau mungkin gangguan dari musuh antar kelompok suku.
Komentar
Posting Komentar